3/09/2016

No Word(s) Needed

Dan kertas ini masih putih. Belum tersentuh tinta hitam apalagi merah. Entah berapa ribu kata yang terbang hilir mudik di kepala. Namun semua terasa seperti bayang-bayang yang tak pernah bisa tersentuh adanya. Suara tercekat di pangkal lidah. Mencipta nada-nada yang lebih sunyi dari nyanyian seorang bisu. Hanya detak jantung yang berpacu bersama detik jam yang tak kunjung pejam. Tak tahu mana yang akan lebih dulu padam.
Tak perlu lagi kusembunyikan rasa. Karena kau tahu aku tak pandai berahasia. Atau mungkin kau yang terlalu peka dalam merasa. Jadi, masih pentingkah aku untuk mengungkapkannya?