6/02/2013

my blackclouds :*

Hari-hari berlalu, guys. Dan kabar dari Kalbe belum juga berembus. Waktu itu saya nginep di rumah Novi di GBA. Karena besoknya mau foto kelas buat yearbook di Balkot pagi-pagi sekali. Kalo saya berangkat dari rumah, udah pasti gak bisa tepat waktu. Udah mah gak ada yang nganterin. Maklum aja, mbloo K
Yang nginep di rumah Novi banyakan ternyata. Makin sini, kami sekelas jadi makin akrab. Walaupun sebelumya sempat beberapa kali ada konflik internal, tapi itu gak pernah sampe berkepanjangan. Sempet ngerenung, sih. Kenapa keakraban kita baru terjalin sekarang-sekarang; saat kita akan terbang lepas memilih jalan kehidupan kita yang sebenarnya. Memang, sih, kedekatan yang makin menjadi-jadi ini gak menghinggapi kita bertigapuluh. Tapi lihat, dua tahun lalu waktu kita pertama kali duduk di ruangan dan waktu yang sama. Wajah-wajah itu emang gak asing, wajah yang dua tahun belakangan kita lihat di sekolah. Tapi pribadi kita satu sama lain seolah menolak untuk dekat, hanya karena ego untuk mempertahankan teman-teman lama kita di kelas sebelas.
Tapi pada akhirnya kita tahu, Tuhan tidak pernah gagal merencanakan. Betapa beruntungnya kita bertemu di kelas dua belas. Kalian juga belum lupa dong, gimana paniknya kita saat ada kabar kalo kelas tiga belas bakal dipecah lagi. Kenapa panik? Bukannya dulu kita sama-sama menolak buat bersama? Tapi kita manusia yang punya rasa. Setelah setahun menjalani segala proses bareng-bareng, kita jadi saling sayang satu sama lain. Kita juga lapang nerima kekurangan teman-teman yang lain.
Kalau kita adalah butir-butir tasbih yang bernyawa, mungkin sekarang kita tahu bahwa benang tipis yang menyambungkan jarak antara kita ini bakal segera terlepas. Sebentar lagi kita akan berhamburan, mengikuti garis nasib yang membawa kita pada takdir masing-masing.
Saya beruntung  pernah kenal, bahkan didekatkan dengan orang-orang seperti kalian. Kalian hebat bukan karena semata-mata yang berprestasi. Tapi juga untuk yang tegar walaupun banyak dihina, yang tiis walau banyak masalah, yang  kuat walau nilai udah di ujung tanduk, yang  tabah walau tempat PKLnya bikin ngenes. Kalian luar biasaaa :*
Saya sayang kalian,guys :*
Meskipun kita (katanya) alay, omongannya mesum melulu, pada gak tau malu, tapi saya dan kalian yang lebih tahu bagaimana kita yang sebenarnya.  Ingat guys, siapapun yang lebih dulu sukses, masing-masing dari kita punya andil dalam keberhasilan itu. Semua cuma masalah waktu. Lagipula, tolok ukur suatu keberhasilan itu relatif. Kerja di perusahaan impian; kuliah di universitas negeri; menyelesaikan buku karangan; jadian sama gebetan; move on dari mantan; bisa bangun pagi; mutihin kulit; ninggiin badan; solat tepat waktu; nurunin berat badan; kebeli hape baru… bisa jadi buat sebagian orang, itu adalah salah satu dari keberhasilannya. Yang susah payah diusahakan, dengan doa gak pernah putus. Tapi tetap, ada orang lain yang (kita sadar atau enggak) ikut andil dalam pencapaiannya itu.
 Bersyukurlah kita punya teman yang pribadinya bermacam-macam. Bersyukurlah kita pernah punya masalah. Karena dari mereka, kita belajar.  Kita belajar sabar. Kita belajar menghargai.  Menghargai apapun; waktu, perasaan, kebersamaan, bahkan perpisahan.
Thanks guys. I’m glad to be part of you. I know that I still can’t give the best for this class. I never gave a meaningful contribution for all of you. At least, someday you’’ll remember that I’ve ever be your friend. I love you :*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar